Senin, 23 Mei 2016


Yo minna! genki desu ka. Mimin lama nih ga buka blog lagi hehe... dulu terakhir buka waktu UTS, sekarang waktu buka lagi waktu UKK, ampun-_-" kayanga punya waktu luang cuma kalo lagi ujian aja ya wkwkwk...... btw kalian kapa ujian kenaikannya? good luck ya ;) Oh ya, mimin mau share hasil isengan nih di sini... awalnya cerpen ini dikirim buat maju lomba, ternyata eh ternyata cerpennya ga lolos T.T ya udah mimin share aja yak di sini....


Hidup
Oleh : Yumna Rana Naurah

“Kenapa kita hidup di dunia ini?”
”Selama ini kita terus memperjuangkan hidup kita, apa tujuannya?”
Pertanyaan itu terus saja menghantui benakku selama bertahun tahun
Namaku Liza, dan semua pertanyaan itu berawal saat aku berusia 16 tahun. Saat itu salah seorang temanku bertanya kepadaku, “Za, kenapa ya kita hidup di dunia ini?”
Saat itu aku hanya bisa diam, tak tau harus menjawab apa. Lain waktu, Ia kembali bertanya, “Apa ya tujuan sebenarnya kita hidup selama ini? Kenapa hidup ini harus kita perjuangkan?”
Saat itu aku juga hanya bisa diam, tak tahu harus menjawab apa. Selama tiga tahun terakhir aku terus memikirkan jawabannya, mencoba menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan itu. Semakin aku mencoba mengurai pikiranku tentang pertanyaan tersebut, semakin rumit pula lika-likunya sampai akhirnya aku menyerah. Aku tak tahu jawabannya. Mungkin tuhan menciptakan kita hanya untuk meramaikan bumi ini, itulah jawabanku.
                Sampai saat hari ulang tahunku yang ke-19 aku masih menganggap bahwa jawaban tersebut adalah jawaban yang paling dapat diterima oleh otakku. Namun suatu hari, saat menghadapi sebuah acara pengajian, iseng kutanyakan pada Sang Uztad. Mengapa kita manusia hidup di dunia ini. Sang Uztad tersenyum dan berkata, “Allah SWT tidak menciptakan manusia tanpa alasan, Allah telah menciptakan kita,para manusia untuk menjadi khalifah di bumi ini.”
                Selama beberapa waktu, aku merenungkan jawaban sang uztad atas pertanyaanku. Aku tergoda untuk kembali mencari tau tentang pertanyaan yang sempat menghantui pikiranku selama beberapa tahun. Akhirnya kuputuskanuntuk kembali mencari tahu. Tapikali ini aku tidak sendiri. Illy,orang yang memberiku pertanyaan itu di waktu silam menemaniku untuk mencari jawaban. Kami bertanya ke banyak orang, mulai dari pemuka agama, konglomerat, sampai orang-orang yang tinggal di pinggir jalan.
                Kami menanyakan hal yang sama, apa sebenarnya manusia memperjuangkan hidupnya.
                Sebagian orang yang kaya dan hidupnya serba berkecukupan berkata bahwa hidup itu singkat dan kita harus menikmatinya. Berlomba-lomba mencari harta kekayaan dan berfoya-foya adalah cara menikmati hidup yang dituturkan oleh orang-orang kaya. Namun tak sedikit pula orang kaya yang menjawab, “Tujuan kita hidup dan diberi kekayaan oleh Tuhan adalah untuk berbagi dengan sesama, membantu orang-orang yang kesusahan dan menjadi orang yang dermawan.”
                Saat kutanyakan hal yang sama kepada orang yang tinggal di pinggir jalan, mereka menjawab bahwa  selama hidup mereka membanting tulang mencari rezeki hanya untuk membahagiakan orang-orang yang mereka sayangi.
                Saat itu aku berfikir bahwa kita hidup dan memperjuangkan hidup kita selama ini adalah untuk membahagiakan orang lain dan diri sendiri. Namun ada hal yang masih mengganjal di pikiranku. Apakah maksud manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini?
                Aku pun kembali bertanya sepada seorang uztad. Saat itu sang uztad menjawab, “Manusia diciptakan di muka bumi ini untuk menjadi seorang pemimpin. Tujuan kita memperjuangkan hidup ini adalah untuk bersyukur kepada Alloh SWT. atas nikmat , kehidupan, dan segala hal yang telah diberikan oleh-Nya. Saat itu aku tersadar, betapa aku telah melupakan kewajibanku untuk beribadah dan bersyukur kepada Sang Ilahi.
“Illy, aku telah menemukan jawabanku.”, kataku kepada Illy.
“Apa itu? Aku ingin mendengarnya.”
“Kita diciptakan untuk bersyukur dan beribadah kepadanya. Jangan sampai kita melupakan hal-hal itu. Karena sebanyak apapun kekayakan materi yang kita miliki, jika kita tidak kaya hati semua yang kita miliki di dunia tidak akan menyelamatkan kita di akhirat kelak.”
“Ya, aku setuju denganmu Za. Di kehidupan yang singkat ini kita harus bisa bersyukur kepada Alloh SWT. atas apa yang telah diberikan oleh-Nya.”

  Yosh sekian dari mimin kali ini, kalau ada kritik saran tulis di comment yak... biaar mimin perbaiki di karya yang selanjutnya :D oh satu lagi, kalau mau copy tolong sertakan sumbernya ya karena ini karya original mimin, bukan karya orang lain... arigatou gozaimasu ^-^*

- Yumna